Banjarmasin, 17 Oktober 2025 ratusan pemuda lintas agama yang mengikuti kegiatan Penanaman Nilai Ekoteologi pada Generasi Zelenial di Kalimantan Selatan melakukan aksi nyata peduli lingkungan di Kota Banjarmasin. Mereka bergotong royong membersihkan kawasan Sungai Martapura serta lima rumah ibadah lintas agama, disertai kegiatan penanaman pohon di lingkungan rumah ibadah tersebut.
Kegiatan yang diinisiasi oleh Pusat Kerukunan Umat Beragama Sekretariat Jenderal Kementerian Agama Republik Indonesia ini menjadi bagian dari upaya menanamkan nilai ekoteologi dan membangun kesadaran ekologis di kalangan generasi muda. Aksi ini melibatkan peserta dari berbagai agama yang bersama-sama menunjukkan bahwa kepedulian terhadap alam dapat menjadi jembatan persaudaraan lintas iman.
Kepala Pusat Kerukunan Umat Beragama Kementerian Agama, Muhammad Adib Abdushomad, M.Ag., M.Ed., Ph.D., menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan bentuk praktik nyata nilai ekoteologi dalam kehidupan sosial umat beragama.
“Menjaga kebersihan sungai dan rumah ibadah adalah bagian dari pengamalan iman. Melalui kegiatan ini kita belajar bahwa spiritualitas tidak berhenti di tempat ibadah, tetapi diwujudkan dalam kepedulian terhadap alam dan kehidupan,” ujarnya.
“Penanaman pohon di lingkungan rumah ibadah menjadi simbol kesadaran bersama bahwa merawat bumi adalah bagian dari ibadah. Kepedulian ekologis harus tumbuh sejak dini agar generasi muda memahami bahwa menjaga alam berarti menjaga masa depan bersama,” tambahnya.
Selain membersihkan sungai dan rumah ibadah, peserta juga menanam puluhan bibit pohon di halaman masjid, gereja, pura, vihara, dan klenteng di sekitar Kota Banjarmasin. Kegiatan ini diharapkan menjadi contoh konkret kolaborasi lintas agama dalam mewujudkan kehidupan yang berkelanjutan.
Rangkaian kegiatan yang berlangsung hingga 19 Oktober 2025 ini menjadi bagian dari program Pusat Kerukunan Umat Beragama Kementerian Agama untuk memperkuat nilai kerukunan, tanggung jawab sosial, dan kesadaran ekologis di kalangan generasi Z. Melalui gerakan ini, Kementerian Agama berharap semangat merawat bumi dapat tumbuh menjadi budaya bersama yang berakar dari nilai keagamaan.
