Kepala PKUB Kemenag: Kampus Berperan Strategis Wujudkan Kerukunan di Era Digital

Admin Berita 12 Jun 2025 343 kali dibaca
Kepala PKUB Kemenag: Kampus Berperan Strategis Wujudkan Kerukunan di Era Digital

Kepala PKUB Kemenag: Kampus Berperan Strategis Wujudkan Kerukunan di Era Digital

Manado, 12 Juni 2025 — Kepala Pusat Kerukunan Umat Beragama (PKUB) Kementerian Agama RI, Muhammad Adib Abdushomad, M.Ag., M.Ed., Ph.D., menegaskan bahwa kampus memiliki peran strategis dalam merawat dan memperkuat kerukunan di tengah tantangan era digital. Pernyataan ini disampaikan dalam kuliah umum bertema “Membangun Kerukunan di Era Digital” yang berlangsung di Aula Rektorat IAIN Manado, Kamis (12/6).


Acara ini dihadiri oleh mahasiswa dari jenjang S1 hingga S3 serta CPNS formasi 2025 yang baru menerima surat keputusan pengangkatan. Dalam pemaparannya, Adib—yang akrab disapa Gus Adib—menggarisbawahi bahwa perguruan tinggi tidak hanya menjadi pusat kajian akademik, tetapi juga harus hadir sebagai agen kerukunan sosial.

“Kampus harus menjadi kekuatan moral dan intelektual yang berdampak langsung pada masyarakat, khususnya dalam menjaga harmoni antarumat beragama,” ujarnya.


Mengutip arahan Menteri Agama RI, Gus Adib menyampaikan bahwa kedekatan masyarakat dengan ajaran agama diyakini mampu menciptakan kehidupan sosial yang rukun dan damai. Dalam konteks itu, kampus berperan penting sebagai ruang edukasi sekaligus pembinaan nilai-nilai kebangsaan yang mengedepankan toleransi dan dialog.


Lebih lanjut, ia menyoroti tantangan besar yang dihadapi generasi muda dalam era digital, terutama terkait dominasi media sosial sebagai sumber utama informasi keagamaan. Data menunjukkan bahwa lebih dari 50% remaja Indonesia mengakses konten agama melalui media digital, yang sayangnya rentan disusupi paham-paham radikal.


“Kelompok moderat tidak boleh diam. Mereka harus aktif membangun narasi positif dan melawan disinformasi serta ideologi ekstrem yang menyebar masif di dunia maya,” tegasnya.


Menurutnya, salah satu kunci penting menghadapi situasi ini adalah penguatan critical thinking dan sensitivitas etis di kalangan generasi muda. Dengan keduanya, mahasiswa diharapkan mampu memilah informasi, menghindari polarisasi, dan menjadi agen perdamaian di ruang digital maupun nyata.


Dalam kesempatan tersebut, Gus Adib juga mengapresiasi atmosfer multikultural yang tumbuh di IAIN Manado. Ia menyebut kampus ini sebagai contoh praktik baik keberagaman yang hidup dalam keseharian, bukan sekadar jargon. Karena itu, ia mendorong terciptanya lebih banyak ruang perjumpaan lintas agama dan budaya yang otentik, sebagai bentuk nyata dari kerukunan yang kontekstual dan berkelanjutan.

“Kerukunan itu tidak cukup dikampanyekan. Ia harus dihidupi, dirasakan, dan diwujudkan dalam interaksi keseharian,” tandasnya.


Kuliah umum ini merupakan bagian dari agenda strategis PKUB Kemenag dalam memperluas jejaring kerukunan melalui dunia pendidikan tinggi. Diharapkan, kontribusi kampus dan generasi muda dapat menjadi fondasi kokoh bagi Indonesia dalam menghadapi tantangan sosial dan ideologis di era digital yang kian kompleks.