Menag Pimpin Breakfast Meeting Bahas Program Kerukunan Nasional, Tekankan Data dan Tim Reaksi Cepat

Admin Berita 07 Oct 2025 300 kali dibaca
Menag Pimpin Breakfast Meeting Bahas Program Kerukunan Nasional, Tekankan Data dan Tim Reaksi Cepat

Menag Pimpin Breakfast Meeting Bahas Program Kerukunan Nasional, Tekankan Data dan Tim Reaksi Cepat

Jakarta — Menteri Agama RI Prof. Dr. H. Nasaruddin Umar, M.A. memimpin langsung Breakfast Meeting Program Kerukunan Nasional pada Selasa (7/10/2025) di Jakarta. Pertemuan ini turut didampingi Sekretaris Jenderal Kementerian Agama, Prof. Dr. Phil. Kamaruddin Amin, M.A., dan diikuti pejabat eselon I dan II Kemenag, staf khusus, staf ahli, serta tenaga ahli Menteri Agama secara luring. Seluruh Kepala Kanwil dan Kepala Kemenag kabupaten/kota juga hadir secara daring dari daerah masing-masing.


Dalam forum tersebut, Menteri Agama menegaskan pentingnya kebijakan berbasis data untuk menghindari kesalahan dalam mengelola konflik. Ia meminta seluruh jajaran Kemenag rajin membaca dan memahami data statistik agar setiap kebijakan yang lahir dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.


“Untuk menghindari mismanagement conflict, pimpinan dan jajaran Kemenag perlu rajin membaca serta memahami data statistik, sehingga kebijakan didasarkan pada bukti yang kuat,” tegas Menag.


Nasaruddin juga mengingatkan agar dalam pengambilan keputusan, pendekatan yang digunakan tidak hanya deduktif, melainkan juga induktif dan kualitatif, sehingga lebih kontekstual dengan kondisi di lapangan. Selain itu, ia menekankan perlunya pembentukan tim reaksi cepat agar Kemenag tidak tertinggal dari respons instansi lain dalam menangani konflik sosial berbasis keagamaan.


“Kerukunan adalah isu strategis. Kita tidak boleh kalah cepat merespons. Kemenag harus hadir paling depan dengan data, strategi, dan aksi nyata,” tambahnya.

Sekjen Kemenag, Kamaruddin Amin, yang turut memimpin jalannya rapat, menekankan bahwa program kerukunan menjadi salah satu prioritas Kementerian Agama sesuai Asta Protas, yakni penguatan kerukunan dan cinta kemanusiaan. Menurutnya, kerukunan tidak hanya menjadi syarat stabilitas nasional, tetapi juga modal sosial yang memperkuat pembangunan bangsa.


Pertemuan ini juga menampilkan paparan dari Kepala Pusat Kerukunan Umat Beragama (PKUB) Setjen Kemenag, Dr. Muhammad Adib Abdushomad, M.Ag., M.Ed., Ph.D., yang memaparkan capaian kinerja PKUB serta program-program strategis yang sedang berjalan. Beberapa di antaranya adalah EWS Si Rukun sebagai sistem deteksi dini konflik sosial keagamaan, Desa Sadar Kerukunan, gerakan Youth Harmony untuk generasi muda, hingga program mediator bersertifikat yang telah melahirkan ratusan tokoh agama dengan kapasitas resolusi konflik.


Menteri Agama memberikan apresiasi atas kerja PKUB dalam menopang agenda kerukunan nasional, sekaligus menekankan perlunya peningkatan kerja sama internasional. Hal ini penting agar praktik baik kerukunan di Indonesia dapat dikenal luas dan menjadi referensi global.


Dalam arahannya, Menag juga menekankan nilai kemanusiaan sebagai dasar setiap kebijakan dan mendorong terciptanya kegiatan saling mengunjungi rumah ibadah lintas agama, sebagai bentuk penguatan silaturahmi antarumat beragama.


Dengan arahan tersebut, Kementerian Agama berharap kerja-kerja kerukunan ke depan semakin terarah, cepat, dan berdampak luas bagi masyarakat. Program kerukunan nasional bukan hanya ditujukan untuk meredam konflik, tetapi juga untuk memperkuat reputasi Indonesia sebagai negara yang berhasil mengelola keberagaman secara damai.