Perkuat Kerukunan dan Dialog Antarumat Beragama, Sekjen Kemenag Tekankan Pentingnya Komunikasi Terbuka

Admin Berita 06 Aug 2025 241 kali dibaca
Perkuat Kerukunan dan Dialog Antarumat Beragama, Sekjen Kemenag Tekankan Pentingnya Komunikasi Terbuka

Perkuat Kerukunan dan Dialog Antarumat Beragama, Sekjen Kemenag Tekankan Pentingnya Komunikasi Terbuka

Gading Serpong, 6 Agustus 2025 — Dalam pembukaan Silaturahmi Nasional Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) yang digelar di Atria Hotel Gading Serpong, Sekretaris Jenderal Kementerian Agama RI, Prof. Dr. Phil. Kamaruddin Amin, menegaskan pentingnya membangun komunikasi lintas agama yang terbuka dan konstruktif untuk menjaga keharmonisan sosial di tengah keberagaman Indonesia.


Acara ini dihadiri oleh para tokoh agama, pimpinan kementerian/lembaga, pejabat daerah, serta pengurus FKUB dari berbagai wilayah. Dalam sambutannya, Prof. Kamaruddin Amin menyampaikan apresiasi atas komitmen semua pihak dalam merawat semangat kebersamaan dan toleransi.

“Kita hadir bukan hanya untuk bersilaturahmi, tetapi juga untuk merefleksikan dan mengonsolidasikan upaya kita dalam menjaga kerukunan. Kerukunan umat beragama bukan warisan, melainkan amanah yang harus terus diperjuangkan,” ujar Prof. Kamaruddin.

 

Salah satu isu krusial yang menjadi perhatian adalah pendirian rumah ibadah, yang menurutnya kerap menjadi sumber kerentanan sosial jika tidak dikelola secara inklusif. Ia menekankan bahwa rumah ibadah adalah simbol spiritualitas dan identitas kolektif umat beragama, sehingga pembangunannya harus melibatkan musyawarah terbuka dengan menghormati nilai-nilai lokal.

 

“Komunikasi terbuka lintas agama adalah instrumen paling penting dalam mencegah konflik sosial. Tidak ada keputusan baik yang lahir dari ruang tertutup,” tegasnya.

 

Dalam kesempatan tersebut, Sekjen juga memaparkan strategi deteksi dini (Early Warning System) berbasis kepekaan sosial dan relasi antariman. FKUB dinilai memiliki posisi strategis sebagai simpul kepercayaan antara masyarakat dan pemerintah.

Prof. Kamaruddin juga menyoroti arahan dari Presiden Republik Indonesia, Bapak Prabowo Subianto, yang menekankan pentingnya rekonsiliasi dan keberanian untuk saling memaafkan dalam membangun masa depan bangsa.

 

“Kerukunan bukan hanya hasil dari toleransi, tetapi juga keberanian spiritual untuk saling memaafkan. Inilah kekuatan moral kita sebagai bangsa yang besar,” ungkapnya.

 

Dalam upaya jangka panjang membangun harmoni sosial sejak dini, Kementerian Agama juga tengah mengembangkan Kurikulum Berbasis Cinta (KBC). Menurut Prof. Kamaruddin, kurikulum ini menanamkan empati, kasih sayang, dan penghargaan atas kemanusiaan sebagai inti dari pendidikan agama.

 

“Pendidikan keagamaan harus menjadi pilar pemersatu bangsa, bukan sumber perpecahan,” ujarnya.

 

Menutup sambutannya, Sekjen mengajak seluruh tokoh agama, pejabat negara, dan masyarakat sipil untuk terus memperkuat dialog dan kolaborasi dalam menjaga keragaman sebagai kekayaan bangsa.

 

“Mari kita kelola keragaman ini sebagai anugerah. Mari kita buka ruang-ruang komunikasi, terutama saat membahas isu sensitif seperti rumah ibadah, karena di situlah integritas dan komitmen kebangsaan kita diuji,” pungkasnya.

 

Acara Silaturahmi Nasional FKUB 2025 ini diharapkan menjadi pijakan strategis dalam memperkuat sinergi antara agama, negara, dan masyarakat dalam menjaga harmoni Indonesia.