Jakarta – Pusat Kerukunan Umat Beragama (PKUB) Kementerian Agama menggelar Bimbingan Teknis (Bimtek) Internal terkait Aplikasi Early Warning System (EWS) atau Sistem Deteksi Dini Konflik Sosial Berbasis Keagamaan di Hotel Erian Menteng, Jakarta Pusat, Senin (15/9/2025). Kegiatan ini diikuti 31 peserta dari unsur PKUB, tim riset, dan tim teknologi informasi.
Kepala Pusat PKUB Adib Abdushomad menyampaikan, EWS merupakan instrumen
strategis untuk menjaga
kerukunan umat beragama. “Konflik
tidak terjadi tiba-tiba. Ada fase-fase awal yang dapat kita deteksi.
Melalui sistem ini, potensi konflik bisa diidentifikasi, dianalisis, dan
ditangani cepat sebelum meluas,” ujarnya.
Adib menambahkan,
EWS akan diberi nama SiRukun dengan
mengintegrasikan kearifan lokal dan simbol bergandengan tangan sebagai lambang
kerukunan. PKUB juga sedang mematangkan dan mempersiapkan peluncuran resmi EWS oleh
Menteri Agama RI Prof. Dr. KH.
Nasaruddin Umar, MA.
Direktur Riset P3M Universitas Indonesia Farhan Muntafa memaparkan, EWS
bukan hanya alat pemetaan konflik, tetapi “radar sosial” yang membantu
pemerintah mendeteksi potensi konflik sejak dini. “Tiga pilar EWS adalah cegah,
deteksi, dan respon. Kanwil dan Kankemenag menjadi garda terdepan pencegahan
konflik melalui sistem ini,” katanya.
Sementara itu, perwakilan tim IT Arifin
dari PT Berkah Teknologi Terdepan
menjelaskan cara kerja aplikasi
EWS, mulai dari login, pengelolaan master data, hingga
mekanisme identifikasi dan
verifikasi laporan potensi konflik. Sistem ini dilengkapi dashboard real time
yang dapat diakses hingga tingkat pusat, sehingga data potensi konflik dapat
dipantau secara nasional.
Melalui
Bimtek ini, PKUB berharap implementasi EWS semakin optimal di seluruh daerah,
memperkuat kerja sama lintas instansi,
dan mempercepat respon pemerintah dalam menjaga
kerukunan umat beragama.