PKUB Kemenag: Konflik Iran–Israel Bukan Perang Agama, Mahasiswa Diminta Jadi Penjaga Nalar Publik

Admin Berita 02 Jul 2025 447 kali dibaca
PKUB Kemenag: Konflik Iran–Israel Bukan Perang Agama, Mahasiswa Diminta Jadi Penjaga Nalar Publik

PKUB Kemenag: Konflik Iran–Israel Bukan Perang Agama, Mahasiswa Diminta Jadi Penjaga Nalar Publik

Jakarta – Pusat Kerukunan Umat Beragama (PKUB) Kementerian Agama menyelenggarakan forum nasional bertajuk “Penguatan Kerukunan Umat Beragama dengan Pendekatan Multidisiplin Merespons Isu Global”, Selasa (2/7/2025), di Hotel Vertu Harmoni, Jakarta. Forum ini digelar sebagai respon atas memanasnya konflik Iran–Israel yang berpotensi memengaruhi harmoni sosial di dalam negeri.


Forum dibuka dengan pembekalan strategis dari Deputi Bidang Koordinasi Pertahanan Negara dan Kesatuan Bangsa Kemenko Polhukam, Purwito Hadi Wardhono, S.E., M.Hum., yang menegaskan bahwa konflik yang terjadi di Timur Tengah tidak boleh disalahartikan sebagai perang agama.

“Konflik Iran dan Israel bukanlah perang antara Islam dan Yahudi. Ini konflik antarnegara yang didorong kepentingan geopolitik dan pertahanan kawasan,” ujarnya.


Ia mengingatkan bahaya penyederhanaan isu internasional yang dapat memicu provokasi sektarian di Indonesia. “Narasi di media sosial seperti ajakan jihad global, glorifikasi kekerasan, hingga hoaks ‘perang akhir zaman’ adalah jebakan yang harus diwaspadai,” tegasnya.

Purwito juga mengajak mahasiswa untuk berperan aktif sebagai penyaring narasi kebangsaan. “Mahasiswa adalah penjaga nalar publik. Kampus harus menjadi ruang dialog, bukan ruang doktrinasi,” ujarnya. Ia menekankan pentingnya literasi, akhlak, dan keberanian bersuara untuk damai di tengah era disinformasi.


Sementara itu, Kepala PKUB Kemenag, Muhammad Adib Abdushomad, M.Ag., M.Ed., Ph.D., menyampaikan bahwa forum ini merupakan bentuk nyata arahan Presiden agar isu global tidak merusak kerukunan umat di Indonesia.

“Apa yang terjadi di luar negeri jangan sampai dijadikan bahan adu domba di dalam negeri. Indonesia harus tetap utuh dalam keberagaman. Ini tanggung jawab kita bersama,” katanya.


Kegiatan ini dihadiri oleh tokoh lintas sektor, di antaranya Prof. Dr. Achmad Gunaryo (UIN Walisongo), Hamdan Hamedan (Tenaga Ahli Kantor Staf Presiden), Prof. dr. Hardisman (Universitas Andalas), dan Makmun Rasyid (MUI). Turut hadir pula perwakilan mahasiswa dari organisasi lintas iman seperti PMII, GMKI, PMKRI, KMHDI, Hikmahbudhi, ISNU, PAKIN, serta alumni Flinders University.

Dalam sesi diskusi, peserta mendorong penguatan literasi keagamaan, jejaring mahasiswa lintas iman, serta kolaborasi antarlembaga untuk menghadirkan narasi-narasi damai di ruang digital.


Forum ini menghasilkan sejumlah seruan penting, antara lain menolak segala bentuk narasi kebencian dan sektarianisme, menyebarkan pesan-pesan damai dan toleransi melalui ruang digital, membangun jejaring mahasiswa lintas iman yang solid, serta menghidupkan budaya silaturahmi antarorganisasi demi memperkuat kohesi sosial bangsa.

 

Forum ditutup dengan seruan bersama:
“Kita jaga Indonesia dengan doa, cinta, dan keberanian bersuara untuk damai.”