Jakarta – Pusat Kerukunan Umat Beragama (PKUB) Kementerian Agama menyelenggarakan forum nasional bertajuk “Penguatan Kerukunan Umat Beragama dengan Pendekatan Multidisiplin Merespons Isu Global”, Selasa (2/7/2025), di Hotel Vertu Harmoni, Jakarta. Forum ini digelar sebagai respon atas memanasnya konflik Iran–Israel yang berpotensi memengaruhi harmoni sosial di dalam negeri.
Forum dibuka
dengan pembekalan strategis dari Deputi Bidang Koordinasi Pertahanan Negara dan
Kesatuan Bangsa Kemenko Polhukam, Purwito Hadi Wardhono, S.E., M.Hum., yang
menegaskan bahwa konflik yang terjadi di Timur Tengah tidak boleh
disalahartikan sebagai perang agama.
“Konflik Iran dan Israel bukanlah perang antara Islam dan Yahudi. Ini konflik antarnegara yang didorong kepentingan geopolitik dan pertahanan kawasan,” ujarnya.
Ia
mengingatkan bahaya penyederhanaan isu internasional yang dapat memicu
provokasi sektarian di Indonesia. “Narasi di media sosial seperti ajakan jihad
global, glorifikasi kekerasan, hingga hoaks ‘perang akhir zaman’ adalah jebakan
yang harus diwaspadai,” tegasnya.
Purwito juga mengajak mahasiswa untuk berperan aktif sebagai penyaring narasi kebangsaan. “Mahasiswa adalah penjaga nalar publik. Kampus harus menjadi ruang dialog, bukan ruang doktrinasi,” ujarnya. Ia menekankan pentingnya literasi, akhlak, dan keberanian bersuara untuk damai di tengah era disinformasi.
Sementara
itu, Kepala PKUB Kemenag, Muhammad Adib Abdushomad, M.Ag., M.Ed., Ph.D.,
menyampaikan bahwa forum ini merupakan bentuk nyata arahan Presiden agar isu
global tidak merusak kerukunan umat di Indonesia.
“Apa yang terjadi di luar negeri jangan sampai dijadikan bahan adu domba di dalam negeri. Indonesia harus tetap utuh dalam keberagaman. Ini tanggung jawab kita bersama,” katanya.
Kegiatan ini
dihadiri oleh tokoh lintas sektor, di antaranya Prof. Dr. Achmad Gunaryo (UIN
Walisongo), Hamdan Hamedan (Tenaga Ahli Kantor Staf Presiden), Prof. dr. Hardisman
(Universitas Andalas), dan Makmun Rasyid (MUI). Turut hadir pula perwakilan
mahasiswa dari organisasi lintas iman seperti PMII, GMKI, PMKRI, KMHDI,
Hikmahbudhi, ISNU, PAKIN, serta alumni Flinders University.
Dalam sesi diskusi, peserta mendorong penguatan literasi keagamaan, jejaring mahasiswa lintas iman, serta kolaborasi antarlembaga untuk menghadirkan narasi-narasi damai di ruang digital.
Forum ini
menghasilkan sejumlah seruan penting, antara lain menolak segala bentuk narasi
kebencian dan sektarianisme, menyebarkan pesan-pesan damai dan toleransi
melalui ruang digital, membangun jejaring mahasiswa lintas iman yang solid,
serta menghidupkan budaya silaturahmi antarorganisasi demi memperkuat kohesi
sosial bangsa.
Forum ditutup dengan seruan bersama:
“Kita jaga Indonesia dengan doa, cinta, dan keberanian bersuara untuk damai.”