Bogor, 1 Juli 2025 — Dalam upaya memperkuat kapasitas deteksi dini potensi konflik keagamaan, Pusat Kerukunan Umat Beragama (PKUB) Kementerian Agama RI menyelenggarakan kegiatan Bimbingan Teknis Early Warning System (EWS) di Hotel Salak The Heritage, Bogor.
Kegiatan ini dibuka secara resmi oleh Kepala PKUB, Adib Abdushomad, yang menegaskan pentingnya sistem deteksi dini untuk mencegah konflik sosial, terutama yang bernuansa keagamaan. Dalam sambutannya, beliau menyoroti situasi konflik yang sedang terjadi di Cidahu, Sukabumi, sebagai contoh nyata urgensi penguatan EWS.
"Early Warning System sangat diperlukan untuk mengantisipasi potensi konflik sebelum berkembang menjadi masalah yang lebih besar," ujar Adib.
Lebih lanjut, ia menyampaikan bahwa Presiden RI turut memberikan perhatian serius terhadap pentingnya menjaga harmoni sosial dan ingin menyampaikan pesan damai kepada seluruh masyarakat Indonesia di tengah situasi global yang kian kompleks.
Dalam kegiatan ini, turut hadir sebagai narasumber peneliti dari LP3I Universitas Indonesia, Bakhtiar, yang memaparkan pentingnya peran EWS dalam mendeteksi dan mencegah konflik. Ia menekankan bahwa sistem ini tidak hanya untuk merespons, tetapi juga untuk mengidentifikasi potensi konflik sejak dini melalui analisis data dan pemetaan sosial.
Sesi teknis juga diisi oleh Arifin, pengembang aplikasi EWS, yang menjelaskan secara rinci fitur dan cara kerja aplikasi tersebut. Peserta bimtek diberikan pelatihan langsung mengenai penggunaan aplikasi sebagai alat bantu dalam pelaporan dan pemantauan kondisi kerawanan sosial berbasis digital.
Bimbingan teknis ini menjadi bagian dari strategi PKUB untuk memperluas jangkauan EWS serta meningkatkan kapasitas para pemangku kepentingan lokal, termasuk tokoh agama dan aparat daerah, dalam menjaga kerukunan umat beragama.