Desa Pabuaran Diproyeksikan Jadi Model Nasional Desa Kerukunan Aktif

Admin Berita 12 Jun 2025 209 kali dibaca
Desa Pabuaran Diproyeksikan Jadi Model Nasional Desa Kerukunan Aktif

Desa Pabuaran Diproyeksikan Jadi Model Nasional Desa Kerukunan Aktif

Bogor — Upaya memperkuat kerukunan umat beragama di tingkat akar rumput terus digencarkan. Pusat Kerukunan Umat Beragama (PKUB) Kementerian Agama RI bersama Pemerintah Kabupaten Bogor menyelenggarakan forum penguatan kelembagaan kerukunan di Desa Pabuaran, Kecamatan Gunungsindur, pada Rabu, 11 Juni 2025. Kegiatan ini menjadi bagian dari program nasional pengembangan Desa Sadar Kerukunan, yang telah dijalankan sejak 2016 dan mencakup ratusan desa di seluruh Indonesia.


Desa Pabuaran dikenal sebagai salah satu wilayah dengan tingkat keberagaman yang tinggi. Berdasarkan riset Balitbang Kemenag RI tahun 2017, desa ini menempati peringkat atas dalam indeks harmoni keberagamaan. Warga dari berbagai latar belakang agama—Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha, hingga Khonghucu—hidup berdampingan dengan damai. Tradisi gotong royong, saling kunjung saat hari raya, serta penghormatan terhadap rumah ibadah menjadi praktik nyata toleransi yang telah membudaya.


Forum ini bertujuan mengakselerasi transformasi Desa Pabuaran dari status “Rukun Pasif” menjadi “Desa Rukun Aktif”, yaitu desa yang tidak hanya menjaga harmoni secara simbolik, tetapi juga aktif menciptakan ruang-ruang kolaborasi, pemberdayaan sosial-ekonomi, serta penguatan literasi toleransi di tengah masyarakat.


Dalam kegiatan yang digelar di Balai Desa Pabuaran itu, hadir sejumlah narasumber nasional dan lokal, di antaranya M. Jamalludin, S.IP, M.Si (Plt. Camat Gunungsindur), Mad Usin (Kepala Desa Pabuaran), WS Hariyanto (Wakil Ketua FKUB Kabupaten Bogor), dan Rudy Harisyah Alam (Peneliti BRIN), serta perwakilan dari Kementerian Agama Provinsi Jawa Barat dan komunitas masyarakat sipil.


Kepala Bidang Bina Lembaga Kerukunan Agama dan Lembaga Keagamaan PKUB Kemenag, Hery Susanto, M.AP, yang hadir mewakili Kepala PKUB, menyatakan bahwa Desa Pabuaran memiliki potensi kuat menjadi destinasi wisata kerukunan yang bisa menjadi referensi nasional. “Kerukunan tidak cukup sebagai konsep. Ia harus hadir dalam program kerja, kebijakan desa, hingga aktivitas sosial warga,” tegasnya.


Untuk mendukung hal tersebut, dibentuk Paguyuban Kerukunan Desa Pabuaran (PKDP) sebagai lembaga penggerak utama. PKDP akan menjadi pusat perumusan dan pelaksanaan program kerukunan, termasuk pelatihan mediasi konflik, forum rutin lintas iman, pelibatan perempuan dan pemuda, serta penyusunan pakta kerukunan. Seluruh kegiatan akan didokumentasikan dan dipublikasikan melalui media sosial agar menjangkau generasi muda.

Menurut Rudy Harisyah Alam dari BRIN, desa adalah miniatur bangsa. “Jika kerukunan tumbuh dari desa, maka ia akan menjalar ke seluruh negeri. Ini kerja kebudayaan yang harus berkelanjutan,” ujarnya.


Ketua Tim Kerukunan Umat Beragama Kanwil Kemenag Jawa Barat, Hari Prasetya, menambahkan bahwa upaya ini juga penting untuk membalik stigma negatif terkait intoleransi di wilayah Bogor. “Kita ingin menunjukkan bahwa Bogor punya wajah yang damai, progresif, dan bisa menjadi teladan dalam merawat keberagaman,” katanya.


Kegiatan ini juga merekomendasikan penguatan legalitas PKDP, penyusunan kalender kegiatan tahunan, peningkatan sinergi antar lembaga, serta integrasi nilai kerukunan dalam kegiatan produktif lintas komunitas, seperti koperasi dan bazar UMKM. Dengan pendekatan kolaboratif ini, Desa Pabuaran diyakini dapat menjadi role model nasional dalam diplomasi kerukunan berbasis komunitas.