Bekasi, 14 Oktober 2025 — Pusat Kerukunan Umat Beragama
(PKUB) Kementerian Agama terus berinovasi dalam upaya pencegahan konflik sosial
berbasis keagamaan melalui aplikasi Early Warning System (EWS) yang resmi
diluncurkan pada 29 September 2025. Kali ini, PKUB menggandeng Badan Moderasi
Beragama dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BMBPSDM) untuk mengembangkan
pelatihan EWS Si-Rukun (Sistem Deteksi Dini–Indonesia Rukun) secara digital
melalui platform Massive Open Online Course (MOOC) Pintar.
Kolaborasi ini menjadi langkah
strategis untuk mempercepat digitalisasi bimbingan teknis (bimtek) dan
memperluas akses edukasi Kerukunan dan Kemaslahatan Bangsa secara nasional.
Direktur Riset P3M Universitas
Indonesia, Farhan, menjelaskan bahwa pelatihan digital ini difokuskan pada dua
tujuan utama: menjadikan EWS sebagai radar sosial dan mengubah paradigma dari
reaktif menjadi preventif.
“EWS bukan sekadar alat pendeteksi
dini, tetapi juga ekosistem pembelajaran yang membangun kemampuan masyarakat
dalam mencegah, mendeteksi, dan merespons potensi konflik secara cepat dan
efektif,” ujarnya dalam rapat teknis di Horison Ultima Hotel, Bekasi.
Farhan menambahkan, pelatihan EWS
akan mengacu pada tiga pilar utama: pencegahan dini melalui edukasi Kerukunan
dan Kemaslahatan Bangsa, deteksi dini berbasis partisipasi masyarakat, serta
respons cepat terhadap potensi kerawanan sosial. Keempat prinsip dasar yang
melandasi penerapan sistem ini adalah efektivitas, koordinasi, partisipasi, dan
keberlanjutan.
Dari pihak BMBPSDM, Rina menyebutkan
bahwa pelatihan melalui MOOC akan disajikan dalam format video berdurasi
sekitar 40 menit, dilengkapi kuis interaktif untuk menguji pemahaman peserta.
“Pelatihan ini bersifat masif dan
inklusif. Semua masyarakat bisa belajar, tetapi hanya peserta terverifikasi
yang dapat menginput data ke sistem EWS,” jelasnya.
Ia menambahkan, pelatihan akan dibagi menjadi beberapa sesi agar lebih efektif dan mudah diikuti. Setiap modul disertai evaluasi dan sertifikat kelulusan sebelum peserta melanjutkan ke tahap berikutnya.
Sementara itu, Kepala Pusat Kerukunan
Umat Beragama, M. Adib Abdushomad, M. Ag, M. Ed, Ph. D., menilai digitalisasi
bimtek melalui MOOC sebagai langkah efisien dalam menekan biaya dan mempercepat
proses pelatihan.
“Dengan MOOC Pintar, pelatihan dapat
menjangkau lebih banyak peserta secara daring tanpa mengurangi kualitas
pembelajaran,” ujarnya.
BMBPSDM juga menyiapkan pendampingan
teknis bagi narasumber agar penyampaian materi lebih menarik. Para narasumber
akan difasilitasi dengan host dan template presentasi sesuai standar Pusbangkom
untuk menjaga konsistensi konten.
Melalui sinergi PKUB dan BMBPSDM,
pelatihan EWS Si-Rukun berbasis MOOC Pintar diharapkan menjadi model
pembelajaran digital Kerukunan dan Kemaslahatan Bangsa yang berkelanjutan,
adaptif, dan mampu meningkatkan kapasitas penyuluh serta masyarakat dalam
menjaga kerukunan umat beragama di Indonesia.