Medan (Kemenag) — Pusat Kerukunan Umat Beragama (PKUB) Sekretariat Jenderal Kementerian Agama RI terus menunjukkan langkah konkret dalam merespons arahan Presiden Republik Indonesia tanggal 16 Juni 2025 di Kemenko Polkam, terkait pentingnya penguatan kerukunan umat beragama dan pencegahan konflik sosial di tengah dinamika global yang semakin kompleks.
Sebagai bagian dari implementasi kebijakan tersebut, PKUB Kemenag menyelenggarakan kegiatan bertajuk “Internalisasi Ajaran Agama pada Lembaga Keagamaan dalam Rangka Pencegahan dan Penanganan Konflik Keagamaan” yang digelar pada 14–16 Juli 2025 di Le Polonia Hotel, Medan, Sumatera Utara. Kegiatan ini menjadi ajang konsolidasi Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) se-Sumatera Utara dan tokoh-tokoh lintas agama.
“PKUB Kemenag telah merespons
cepat arahan Presiden dengan menyusun langkah-langkah konkret, mulai dari
program jangka pendek, menengah, hingga jangka panjang,” ujar Gus Adib,
Kepala PKUB Setjen Kemenag RI dalam laporannya.
Pemilihan Provinsi Sumatera Utara, khususnya Kota Medan, sebagai lokasi kegiatan bukan tanpa alasan. Berdasarkan catatan PKUB, efektivitas pelaksanaan Bantuan Operasional (BOP) untuk FKUB di Kota Medan mengalami efisiensi hingga 80%. Kondisi ini memunculkan keterbatasan dalam menciptakan ruang-ruang perjumpaan antar tokoh lintas agama.
“Melalui kegiatan ini, kami
ingin menstimulasi kembali silaturahmi lintas iman dan membangun pemahaman
bersama atas peta kerukunan dan isu global saat ini,” jelas Gus Adib.
Kegiatan ini dibuka secara resmi oleh Wakil Menteri Agama RI, Dr. KH. Romo R. Muhammad Syafi’i, S.H., M.Hum., serta menghadirkan Mayjen TNI (Purn.) Purwito Hadi Wardhono, S.E., M.Hum., Deputi Bidang Koordinasi Pertahanan Negara dan Kesatuan Bangsa Kemenko Polkam RI, di hari pertama yang menyampaikan materi strategis bertajuk: “Agama, Kerukunan, dan Ketahanan Nasional: Pilar Utama Menjawab Geopolitik Global.”
Dalam paparannya, Deputi III Kemenko Polkam menyampaikan bahwa resonansi konflik global seperti Iran–Israel dapat memicu ketegangan horizontal di dalam negeri, terutama jika dimanfaatkan oleh kelompok ekstremis. Dalam konteks ini, Pancasila menjadi titik temu nilai agama dan kebangsaan, dan FKUB sebagai ruang dialog harus diperkuat, karena kerukunan tidak cukup hanya melalui kebijakan negara, tetapi memerlukan sinergi aktif umat dan tokoh agama di akar rumput.
Sebagai puncak dari rangkaian konsolidasi nasional dan tindak lanjut atas arahan Presiden RI, Kementerian Agama melalui PKUB Sekretariat Jenderal tengah mempersiapkan kegiatan strategis bertajuk “Silaturahmi Nasional Forum Kerukunan Umat Beragama dan Lembaga Keagamaan” pada 5–7 Agustus 2025 yang akan dibuka langsung oleh Presiden RI di Istana Negara, Jakarta.
Silatnas ini dirancang sebagai forum strategis tingkat nasional yang akan menghadirkan tokoh-tokoh lintas agama, pimpinan lembaga keagamaan nasional, serta pemangku kebijakan pusat dan daerah. Diharapkan, kegiatan ini dapat meneguhkan komitmen kolektif menjaga keutuhan bangsa, memperkuat dialog lintas iman sebagai instrumen perdamaian, serta mendorong kebijakan afirmatif negara dalam penguatan kerukunan hingga tingkat akar rumput.
“Silatnas FKUB dan Tokoh Agama akan menjadi simbol komitmen bersama antara negara dan tokoh agama dalam menjaga Indonesia sebagai rumah bersama yang damai, toleran, dan adil bagi semua umat,” tegas Kepala PKUB.
Guna
mendukung kesuksesan forum ini dan memastikan narasi kebangsaan tetap relevan
di tengah perubahan zaman, PKUB juga menghadirkan narasumber strategis selama
kegiatan di Medan, di antaranya Assoc. Prof. Ujang Komaruddin, Tenaga Ahli
Utama Kantor Staf Presiden (PCO RI); Drs. Basarin Yunus Tanjung, M.Si, Asisten
Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Pemprov Sumut; serta Muhammad Makmun
Rasyid, Pengurus Harian Badan Penanggulangan Ekstremisme dan Terorisme (BPET)
MUI Pusat. Kehadiran para narasumber ini memperkaya perspektif forum, dan
memperkuat arah kebijakan Implementasi Asta Protas Kementerian Agama Berdampak
sebagai strategi nasional menjaga stabilitas sosial Indonesia.